Indonesia terkenal
dengan negara yang indah dan kaya raya.Bagi rakyat yang hidup di pesisir pantai
bisa mencari nafkah di laut untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi rakyat
yang hidup di perbukitan dapat mencari nafkah dengan menanam
tanaman-tanaman.dan Indonesia juga terkenal dengan budayanya yang bagus dan
diwariskan oleh leluhur kita. dan yang paling kita banggakan dari indonesia
adalah Bapak presiden pertama Indonesia yang memerdekakan bangsa Indonesia
yaitu Ir. Soekarno beliau juga tidak menyenangkan bangsa Indonesia Sendiri akan
tetapi juga negara lain yaitu Arab saudi, Uni sofiet atau sekarang kita sebut
sebagai negara Rusia.
Kalian pasti tahu tentang hari merdeka negara Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. pada tanggal tersebut Indonesia telah bebas dari penjajahan diatas dunia dan ada yang belum terselesaikan oleh Indonesia yaitu memberantas para PKI yang ada di Indonesia dan beserta ormas-ormas nya, PKI adalah Singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang ingin memerdekakan negara Indonesia sendiri dan mengganti bendera Indonesia.
Sebelum berdirinya Indonesia
Indonesia terletak di 2 Benua yaitu benua Asia dan benua Australia dan terletak di 2 samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pacific, jadi negara Indonesia adalah letak yang strategis bagi penjajah-penjajah Indonesia untuk menjajah Indonesia apalagi di Indonesia banyak rempah-rempah yang di cari oleh para penjajah eropa untuk menjajah. dan rempah-rempah menurut bangsa eropa adalah sebanding dengan emas bagi bangsa eropa zaman dahulu, dan tujuan bangsa eropa adalah menyebarkan agama Katholik atau nasrani.
Negara yang pertama ke Indonesia adalah negara Portugis atau sekarang kita sebut sebagai Portugal yang di pimpin oleh Magellan pada tahun 1522.dan pada tahun tersebut juga bertepatan dengan terselesainya penjajahan oleh Magellan. dan yang kedua adalah negara spanyol yang berhasil menepi di daerah Maluku pada tahun 1521 daerah Maluku terbagi menjadi 2 kerajaan Ternate dan Tidore dua kerajaan tersebut di adu domba oleh Portugis. dan pada saat itu disambut hangat oleh rakyat Tidore dan merencanakan untuk bersekutu melawan rakyat Ternate, dan rakyat Ternate bersekutu dengan bangsa Portugis, dua negara yang berasal dari bangsa eropa ini juga sama tujuannya. akan tetapi mereka ingin menguasai daerah nya untuk diambil sendiri, dan akhirnya di adakan perjanjian Saragosa atau perjanjia Gianti yang berisi bahwa bangsa spanyol memperoleh wilayah yang ada di negara Filipina dan bangsa Portugis akan tetap berada di wilayah Maluku.
Negara yang ke-tiga ke Indonesia adalah negara Belanda.Negara Belanda adalah negara yang paling lama menjajah negara Indonesia yaitu 350 tahun. Setelah negara Belanda sudah tiba ke Indonesia, negara Belanda ingin membuat sebuah perusahaan yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang membuat rakyat Indonesia sengsara dan pada saat itu banyak Pemberontakan dari rakyat Indonesia. Pahlawan yang memimpin ketika pemberontakan adalah :
Kalian pasti tahu tentang hari merdeka negara Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. pada tanggal tersebut Indonesia telah bebas dari penjajahan diatas dunia dan ada yang belum terselesaikan oleh Indonesia yaitu memberantas para PKI yang ada di Indonesia dan beserta ormas-ormas nya, PKI adalah Singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang ingin memerdekakan negara Indonesia sendiri dan mengganti bendera Indonesia.
Sebelum berdirinya Indonesia
Indonesia terletak di 2 Benua yaitu benua Asia dan benua Australia dan terletak di 2 samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pacific, jadi negara Indonesia adalah letak yang strategis bagi penjajah-penjajah Indonesia untuk menjajah Indonesia apalagi di Indonesia banyak rempah-rempah yang di cari oleh para penjajah eropa untuk menjajah. dan rempah-rempah menurut bangsa eropa adalah sebanding dengan emas bagi bangsa eropa zaman dahulu, dan tujuan bangsa eropa adalah menyebarkan agama Katholik atau nasrani.
Negara yang pertama ke Indonesia adalah negara Portugis atau sekarang kita sebut sebagai Portugal yang di pimpin oleh Magellan pada tahun 1522.dan pada tahun tersebut juga bertepatan dengan terselesainya penjajahan oleh Magellan. dan yang kedua adalah negara spanyol yang berhasil menepi di daerah Maluku pada tahun 1521 daerah Maluku terbagi menjadi 2 kerajaan Ternate dan Tidore dua kerajaan tersebut di adu domba oleh Portugis. dan pada saat itu disambut hangat oleh rakyat Tidore dan merencanakan untuk bersekutu melawan rakyat Ternate, dan rakyat Ternate bersekutu dengan bangsa Portugis, dua negara yang berasal dari bangsa eropa ini juga sama tujuannya. akan tetapi mereka ingin menguasai daerah nya untuk diambil sendiri, dan akhirnya di adakan perjanjian Saragosa atau perjanjia Gianti yang berisi bahwa bangsa spanyol memperoleh wilayah yang ada di negara Filipina dan bangsa Portugis akan tetap berada di wilayah Maluku.
Negara yang ke-tiga ke Indonesia adalah negara Belanda.Negara Belanda adalah negara yang paling lama menjajah negara Indonesia yaitu 350 tahun. Setelah negara Belanda sudah tiba ke Indonesia, negara Belanda ingin membuat sebuah perusahaan yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang membuat rakyat Indonesia sengsara dan pada saat itu banyak Pemberontakan dari rakyat Indonesia. Pahlawan yang memimpin ketika pemberontakan adalah :
1. Kapitan Patimura atau Thomas Matulesi pemimpin rakyat Maluku
2. Tuanku Imam Bonjol
3. Mahmud Badaruddin II
4. Sutan Syahrir
5. Sultan ageng Tirtayasa
6. Dll.
Bangsa
Inggris adalah bangsa yang ke-empat yang ke Indonesia, yang sudah menguasai
Indonesia sejak tahun 1811 dan mengangkat Thomas Stamford Raffels sebagai Gubernur
Jendral Indonesia. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris
akan di kembalika olen Belanda dengan perjanjian. Pemerinth Inggris di wakili
oleh John Fendall sedangkan dari pihak Belanda di wakili oleh Van Der
Cappelen.pada tahun 1816 berakhirlah kekuasaan Inggris di wilayah Indonesia.
Setelah
berakhirnya kekuasaan negara Inggris di wilayah Indonesia, masa Penjajahan
Jepang sudah berkuasa menguasai Indonesia di mulai pada tahun 1942 dan
berakhir pada tahun 17 agustus 1945 yang bertepatan dengan hari kebebasan
Indonesia atau kemerdekaan Indonesia. setelah kota penting di Jepang di Bom
oleh sekutu yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 agustus 1945 dan kota Nagasaki
pada tanggal 9 agustus 1945.
Naskah
proklamasi di rancang di rumah laksamana Maeda dari Jepang yang memberi simpati
atau dukungan untuk memerdekakan bangsa Indonesia di jalan Imam bonjol no.1 dan
para tokoh yang merumuskan adalah : Soekarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo.
Perumusan naskah Proklamasi di saksikan oleh : Sukarni, Mbah diro, dan B.M.
Diah. Setelah itu naskah proklamasi di tanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia. dan kemudian di ketik oleh Sayuti melik. dan
ada kata-kata yang dirubah seperti : kata "Tempoh" menjadi "Tempo"
; "Wakil-wakil Bangsa Indonesia" menjadi "atas nama bangsa
Indonesia" ; tulisan "Djakarta, 17-08-05" menjadi
"Djakarta, Hari 17 Boelan 8 tahun'05".Naskah yang sudah diketik dan
sudah di tanda tangani oleh Soekarno dan Hatta di sebut naskah Otentik.
Pada
tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir.
Soekarno dan didampingi oleh Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan timur.dan sekarang
Jl. Proklamasi 56. setelah pembacaan teks proklamasi, adalah upacara yang
selanjutnya pengibaran bendera merah putih. yang di kibarkan oleh S. Suhud dan
Sudanco Latif, sebelumnya bendera tersebut di jahit oleh Ibu Fatmawati
Soekarno.
Naskah
Proklamasi Sebelum diketik
Naskah
Proklamasi Setelah diketik
Sejarah Indonesia (1945–1949)
Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan
masuknyaSekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke
berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang, dan
diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu,
pergantian berbagai posisikabinet, Aksi Polisionil oleh Belanda,
berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya.
Daftar
isi
Kembalinya Belanda bersama Sekutu
Latar belakang terjadinya
kemerdekaan
Sesuai
dengan perjanjian Wina pada
tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat
untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada
pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah
pendudukannya.
Menjelang
akhir perang, tahun 1945, sebagian
wilayah Indonesia telah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan
tentara Australia telah mendaratkan pasukannya di Makasardan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah diduduki oleh Australia sebelumJepang menyatakan
menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Baratbersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Daya (South West
Pacific Area Command/SWPAC).
Setelah
perang usai, tentara Australia bertanggung
jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan
tentara Inggrisdalam bentuk komando SEAC (South East
Asia Command) bertanggung jawab atasIndia, Burma, Srilanka, Malaya, Sumatra, Jawa dan
Indocina. SEAC dengan panglimaLord Mountbatten sebagai
Komando Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan
mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered
Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).
Mendaratnya Belanda diwakili NICA
Berdasarkan Civil
Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang,
Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris selaku wakil Sekutu tiba
di Jakarta,
dengan didampingi Dr. Charles van der
Plas, wakil Belanda pada Sekutu.
Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland
Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin
oleh Dr. Hubertus J van
Mook, ia dipersiapkan untuk membuka
perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige
concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi ia mengumumkan bahwa ia
tidak akan berbicara dengan Soekarno yang
dianggapnya telah bekerja sama dengan Jepang. Pidato
Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah
persemakmuran yang di antara anggotanya adalah Kerajaan Belanda dan Hindia
Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.
Pertempuran melawan Sekutu dan NICA
Terdapat
berbagai pertempuran yang terjadi pada saat masuknya Sekutu dan NICA ke
Indonesia, yang saat itu barumenyatakan kemerdekaannya.
Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:
Ibukota pindah ke Yogyakarta
Karena
situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia saat
itu) yang makin memburuk, maka pada tanggal 4 Januari 1946,Soekarno dan Hatta dengan
menggunakan kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota.
Meninggalkan Sutan Syahrir dan kelompok yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]
Pemindahan
ke Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa).
Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang digunakan adalah
rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa
adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal yang ada,
karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta
Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang
istimewa, yang disediakan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.
Perubahan sistem pemerintahan
Pernyataan van Mook untuk
tidak berunding dengan Soekarno adalah
salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer.
Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari
sebelum kedatangan Sekutu,
tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap
sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, bertepatan
dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.
Terjadinya
perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda.Dalam
pandangan Inggris dan Belanda, Sutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan
seorang yang telah berperang selama pemerintahan Jepang.
Diplomasi Syahrir
Ketika
Syahrir mengumumkan kabinetnya, 15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Jajahan (Minister
of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag:
"Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang
bertanggung jawab atas jalannya keadaan". Logemann sendiri berbicara
pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno,
presiden mereka, kita tidak akan pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno,
kita akan berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada
van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalahpersona non grata.
Pihak
Republik Indonesia memiliki alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan
dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan
pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal
ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat
pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.
Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membuat pernyataan memperinci tentang
politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang
diberi kuasa. Tujuannya hendak mendirikan persemakmuran Indonesia, yang terdiri
dari daerah-daerah dengan bermacam-macam tingkat pemerintahan sendiri, dan
untuk menciptakan warga negara Indonesia bagi semua orang yang dilahirkan di
sana. Masalah dalam negeri akan dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih
secara demokratis dan orang-orang Indonesia akan merupakan mayoritas.
Kementerian akan disesuaikan dengan parlemen tetapi akan dikepalai oleh wakil
kerajaan. Daerah-daerah yang bermacam-macam di Indonesia yang dihubungkan
bersama-sama dalam suatu susunan federasi dan persemakmuran akan menjadi rekan
(partner) dalam Kerajaan Belanda, serta akan mendukung permohonan
keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.
Pada
bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi
berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe.
Lagi, ia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan
atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau
berhubungan erat dengan Kerajaan Belanda dan akan bekerja sama dalam segala
bidang. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau
mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang akan dibentuk
sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan ditawarkan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas bagian Jawa dan Madura yang belum berada di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tidak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu bubar dan ia bersama teman-temannya kembali pulang.
Sebagai tambahan ditawarkan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas bagian Jawa dan Madura yang belum berada di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tidak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu bubar dan ia bersama teman-temannya kembali pulang.
Tanggal 17 Juni 1946, Sjahrir mengirimkan surat
rahasia kepada van Mook,
menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai
kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, ada penerimaan yang samar-samar
tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh
diberikan kepada Indonesia; ada pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang
kemungkinan Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda
dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan kemungkinan hanya Republik
sebagai bagian paling penting. Sebagai kemungkinan dasar untuk kompromi, hal
ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan semua tokoh politik utama Republik
mengetahui hal ini.
Tanggal 17 Juni 1946, sesudah
Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan
kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946, van Mook mengirim
kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul
balasan (yakni surat Sjahrir) tidak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia
bertemu dengannya, dia marah. Tidak jelas, apa arah yang akan diambil oleh
amarah itu". Pada waktu yang sama, surat kabar Indonesia menuntut
dijelaskan desas-desus tentang Sjahrir bersedia menerima pengakuan de
facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.
Penculikan terhadap PM Sjahrir
Tanggal 27 Juni 1946, dalam
Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan
isi usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan
sebagian besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta menyatakan
dukungannya kepada Sjahrir, akan tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang
diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap
Sjahrir.
Pada
malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang
menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta,
ketika ia berhenti dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian ia dibawa
ke Paras, kota dekat Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan
di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.
Pada
malam tanggal 28 Juni 1946, Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Ia mengumumkan, "Berhubung dengan keadaan di dalam
negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya,
Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada
tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih semua kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan
kekuasaan yang luas yang dipegangnya.Tanggal 3 Juli 1946, Sjahrir dibebaskan
dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir diminta kembali untuk membentuk kabinet.
Tanggal 2 Oktober 1946, Sjahrir kembali
menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Kedudukan saya dikabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya harus berkompromi dengan Partai
Nasional Indonesia dan Masyumi... Saya harus memasukkan orang seperti Gani dan Maramislewat Soekarno; saya harus menanyakan pendapatnya dengan siapa saya
membentuk kabinet."
Konferensi Malino - Terbentuknya
"negara" baru
Bulan
Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, keadaan
ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur
Nusantara. Dalam bulan Juni diadakan konferensi wakil-wakil daerah di Malino,
Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh
Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur
Raya.
0 comments:
Post a Comment