Tuesday 31 March 2015

SEJARAH INDONESIA

SEJARAH SINGKAT INDONESIA

Indonesia terkenal dengan negara yang indah dan kaya raya.Bagi rakyat yang hidup di pesisir pantai bisa mencari nafkah di laut untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan bagi rakyat yang hidup di perbukitan dapat mencari nafkah dengan menanam tanaman-tanaman.dan Indonesia juga terkenal dengan budayanya yang bagus dan diwariskan oleh leluhur kita. dan yang paling kita banggakan dari indonesia adalah Bapak presiden pertama Indonesia yang memerdekakan bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno beliau juga tidak menyenangkan bangsa Indonesia Sendiri akan tetapi juga negara lain yaitu Arab saudi, Uni sofiet atau sekarang kita sebut sebagai negara Rusia.

Kalian pasti tahu tentang hari merdeka negara Indonesia yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945. pada tanggal tersebut Indonesia telah bebas dari penjajahan diatas dunia dan ada yang belum terselesaikan oleh Indonesia yaitu memberantas para PKI yang ada di Indonesia dan beserta ormas-ormas nya, PKI adalah Singkatan dari Partai Komunis Indonesia yang ingin memerdekakan negara Indonesia sendiri dan mengganti bendera Indonesia.

Sebelum berdirinya Indonesia

Indonesia terletak di 2 Benua yaitu benua Asia dan benua Australia dan terletak di 2 samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pacific, jadi negara Indonesia adalah letak yang strategis bagi penjajah-penjajah Indonesia untuk menjajah Indonesia apalagi di Indonesia banyak rempah-rempah yang di cari oleh para penjajah eropa untuk menjajah. dan rempah-rempah menurut bangsa eropa adalah sebanding dengan emas bagi bangsa eropa zaman dahulu, dan tujuan bangsa eropa adalah menyebarkan agama Katholik atau nasrani.

Negara yang pertama ke Indonesia adalah negara Portugis atau sekarang kita sebut sebagai Portugal yang di pimpin oleh Magellan pada tahun 1522.dan pada tahun tersebut juga bertepatan dengan terselesainya penjajahan oleh Magellan. dan yang kedua adalah negara spanyol yang berhasil menepi di daerah Maluku pada tahun 1521 daerah Maluku terbagi menjadi 2 kerajaan Ternate dan Tidore dua kerajaan tersebut di adu domba oleh Portugis. dan pada saat itu disambut hangat oleh rakyat Tidore dan merencanakan untuk bersekutu melawan rakyat Ternate, dan rakyat Ternate bersekutu dengan bangsa Portugis, dua negara yang berasal dari bangsa eropa ini juga sama tujuannya. akan tetapi mereka ingin menguasai daerah nya untuk diambil sendiri, dan akhirnya di adakan perjanjian Saragosa atau perjanjia Gianti yang berisi bahwa bangsa spanyol memperoleh wilayah yang ada di negara Filipina dan bangsa Portugis akan tetap berada di wilayah Maluku.

Negara yang ke-tiga ke Indonesia adalah negara Belanda.Negara Belanda adalah negara yang paling lama menjajah negara Indonesia yaitu 350 tahun. Setelah negara Belanda sudah tiba ke Indonesia, negara Belanda ingin membuat sebuah perusahaan yang bernama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang membuat rakyat Indonesia sengsara dan pada saat itu banyak Pemberontakan dari rakyat Indonesia. Pahlawan yang memimpin ketika pemberontakan adalah :


1.      Kapitan Patimura atau Thomas Matulesi pemimpin rakyat Maluku
2.      Tuanku Imam Bonjol
3.      Mahmud Badaruddin II
4.      Sutan Syahrir
5.      Sultan ageng Tirtayasa
6.      Dll.

Bangsa Inggris adalah bangsa yang ke-empat yang ke Indonesia, yang sudah menguasai Indonesia sejak tahun 1811 dan mengangkat Thomas Stamford Raffels sebagai Gubernur Jendral Indonesia. Penyerahan kembali wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris akan di kembalika olen Belanda dengan perjanjian. Pemerinth Inggris di wakili oleh John Fendall sedangkan dari pihak Belanda di wakili oleh Van Der Cappelen.pada tahun 1816 berakhirlah kekuasaan Inggris di wilayah Indonesia.

Setelah berakhirnya kekuasaan negara Inggris di wilayah Indonesia, masa Penjajahan Jepang sudah berkuasa  menguasai Indonesia di mulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tahun 17 agustus 1945 yang bertepatan dengan hari kebebasan Indonesia atau kemerdekaan Indonesia. setelah kota penting di Jepang di Bom oleh sekutu yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 agustus 1945.

Naskah proklamasi di rancang di rumah laksamana Maeda dari Jepang yang memberi simpati atau dukungan untuk memerdekakan bangsa Indonesia di jalan Imam bonjol no.1 dan para tokoh yang merumuskan adalah : Soekarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Subarjo. Perumusan naskah Proklamasi di saksikan oleh : Sukarni, Mbah diro, dan B.M. Diah. Setelah itu naskah proklamasi di tanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. dan kemudian di ketik oleh Sayuti melik. dan ada kata-kata yang dirubah seperti : kata "Tempoh" menjadi "Tempo" ; "Wakil-wakil Bangsa Indonesia" menjadi "atas nama bangsa Indonesia" ; tulisan "Djakarta, 17-08-05" menjadi "Djakarta, Hari 17 Boelan 8 tahun'05".Naskah yang sudah diketik dan sudah di tanda tangani oleh Soekarno dan Hatta di sebut naskah Otentik.

Pada tanggal 17 agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dan didampingi oleh Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan timur.dan sekarang Jl. Proklamasi 56. setelah pembacaan teks proklamasi, adalah upacara yang selanjutnya pengibaran bendera merah putih. yang di kibarkan oleh S. Suhud dan Sudanco Latif, sebelumnya bendera tersebut di jahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno.

Naskah Proklamasi Sebelum diketik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrwuZ9T98u_Snq9XDP0eiMDubp3FOpspnynR3EBqE9guyza1v5sHj7brd62_v8LxzBhgMByklySAlYow4NzUVaec8D4_ZlThk2qtxVZZndnA4MNTHz-qaxepJd-HCcKeF0ANnpI1ZjKQJu/s300/Proklamasi_Klad.jpg

Naskah Proklamasi Setelah diketik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYzlX42myf3713qrCvQtnQee3PFRDDN6Z-x-bA7gT1JED8h5KwZtJIsBtcnzpOrMIqjM9bvGXQ37PMq2Tdg_zWga9HnI3WOkaiZYfpKqMK6A-7q-dmzqtmg8TDu_ZVeWwE_UJ6lfpnuTHn/s320/teksproklamasitik1.jpg












Sejarah Indonesia (1945–1949)

Sejarah Indonesia selama 1945—1949 dimulai dengan masuknyaSekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang, dan diakhiri dengan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian berbagai posisikabinetAksi Polisionil oleh Belanda, berbagai perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya.
Daftar isi
  [sembunyikan
·         1 1945
·         2 1946
·         3 1946-1947
·         4 1948
·         5 1948-1949
·         6 Referensi
·         7 Lihat pula

Kembalinya Belanda bersama Sekutu
Latar belakang terjadinya kemerdekaan
Sesuai dengan perjanjian Wina pada tahun 1942negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menjelang akhir perang, tahun 1945, sebagian wilayah Indonesia telah dikuasai oleh tentara sekutu. Satuan tentara Australia telah mendaratkan pasukannya di Makasardan Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah diduduki oleh Australia sebelumJepang menyatakan menyerah kalah. Sementara Pulau Morotai dan Irian Baratbersama-sama dikuasai oleh satuan tentara Australia dan Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal Douglas MacArthur, Panglima Komando Kawasan Asia Barat Daya (South West Pacific Area Command/SWPAC).
Setelah perang usai, tentara Australia bertanggung jawab terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur, Amerika Serikat menguasai Filipina dan tentara Inggrisdalam bentuk komando SEAC (South East Asia Command) bertanggung jawab atasIndiaBurmaSrilankaMalayaSumatraJawa dan Indocina. SEAC dengan panglimaLord Mountbatten sebagai Komando Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara bertugas melucuti bala tentera Jepang dan mengurus pengembalian tawanan perang dan tawanan warga sipil sekutu (Recovered Allied Prisoners of War and Internees/RAPWI).
Mendaratnya Belanda diwakili NICA
Berdasarkan Civil Affairs Agreement, pada 23 Agustus 1945 Inggris bersama tentara Belanda mendarat di Sabang, Aceh. 15 September 1945, tentara Inggris selaku wakil Sekutu tiba di Jakarta, dengan didampingi Dr. Charles van der Plas, wakil Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara Sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin oleh Dr. Hubertus J van Mook, ia dipersiapkan untuk membuka perundingan atas dasar pidato siaran radio Ratu Wilhelmina tahun 1942 (statkundige concepti atau konsepsi kenegaraan), tetapi ia mengumumkan bahwa ia tidak akan berbicara dengan Soekarno yang dianggapnya telah bekerja sama dengan Jepang. Pidato Ratu Wilhemina itu menegaskan bahwa di kemudian hari akan dibentuk sebuah persemakmuran yang di antara anggotanya adalah Kerajaan Belanda dan Hindia Belanda, di bawah pimpinan Ratu Belanda.
Pertempuran melawan Sekutu dan NICA
Terdapat berbagai pertempuran yang terjadi pada saat masuknya Sekutu dan NICA ke Indonesia, yang saat itu barumenyatakan kemerdekaannya. Pertempuran yang terjadi di antaranya adalah:
1.     Peristiwa 10 November, di daerah Surabaya dan sekitarnya.
2.     Palagan Ambarawa, di daerah AmbarawaSemarang dan sekitarnya.
4.     Bandung Lautan Api, di daerah Bandung dan sekitarnya.
5.     Pertempuran Medan Area, di daerah Medan dan sekitarnya.
6.     Pertempuran Margarana, di Bali
Ibukota pindah ke Yogyakarta
Karena situasi keamanan ibukota Jakarta (Batavia saat itu) yang makin memburuk, maka pada tanggal 4 Januari 1946,Soekarno dan Hatta dengan menggunakan kereta api, pindah ke Yogyakarta sekaligus pula memindahkan ibukota. Meninggalkan Sutan Syahrir dan kelompok yang pro-negosiasi dengan Belanda di Jakarta.[1]
Pemindahan ke Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan kereta api, yang disebut dengan singkatan KLB (Kereta Luar Biasa). Orang lantas berasumsi bahwa rangkaian kereta api yang digunakan adalah rangkaian yang terdiri dari gerbong-gerbong luar biasa. Padahal yang luar biasa adalah jadwal perjalanannya, yang diselenggarakan di luar jadwal yang ada, karena kereta dengan perjalanan luar biasa ini, mengangkut Presiden beserta Wakil Presiden, dengan keluarga dan staf, gerbong-gerbongnya dipilihkan yang istimewa, yang disediakan oleh Djawatan Kereta Api (DKA) untuk VVIP.
 Perubahan sistem pemerintahan
Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah satu faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945Soekarno sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik, bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.
Terjadinya perubahan besar dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia (dari sistem Presidensiil menjadi sistem Parlementer) memungkinkan perundingan antara pihak RI dan Belanda.Dalam pandangan Inggris dan BelandaSutan Sjahrir dinilai sebagai seorang moderat, seorang intelek, dan seorang yang telah berperang selama pemerintahan Jepang.
Diplomasi Syahrir
Ketika Syahrir mengumumkan kabinetnya15 November 1945, Letnan Gubernur Jendral van Mook mengirim kawat kepada Menteri Urusan Tanah Jajahan (Minister of Overseas Territories, Overzeese Gebiedsdelen), J.H.A. Logemann, yang berkantor di Den Haag: "Mereka sendiri [Sjahrir dan Kabinetnya] dan bukan Soekarno yang bertanggung jawab atas jalannya keadaan". Logemann sendiri berbicara pada siaran radio BBC tanggal 28 November 1945, "Mereka bukan kolaborator seperti Soekarno, presiden mereka, kita tidak akan pernah dapat berurusan dengan Dr Soekarno, kita akan berunding dengan Sjahrir". Tanggal 6 Maret 1946 kepada van Mook, Logemann bahkan menulis bahwa Soekarno adalahpersona non grata.
Pihak Republik Indonesia memiliki alasan politis untuk mengubah sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer, karena seminggu sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya. Ir Soekarno menolak hal ini, sebaliknya Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember 1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda atas Republik Indonesia.
Tanggal 10 Februari 1946, pemerintah Belanda membuat pernyataan memperinci tentang politiknya dan menawarkan mendiskusikannya dengan wakil-wakil Republik yang diberi kuasa. Tujuannya hendak mendirikan persemakmuran Indonesia, yang terdiri dari daerah-daerah dengan bermacam-macam tingkat pemerintahan sendiri, dan untuk menciptakan warga negara Indonesia bagi semua orang yang dilahirkan di sana. Masalah dalam negeri akan dihadapi dengan suatu parlemen yang dipilih secara demokratis dan orang-orang Indonesia akan merupakan mayoritas. Kementerian akan disesuaikan dengan parlemen tetapi akan dikepalai oleh wakil kerajaan. Daerah-daerah yang bermacam-macam di Indonesia yang dihubungkan bersama-sama dalam suatu susunan federasi dan persemakmuran akan menjadi rekan (partner) dalam Kerajaan Belanda, serta akan mendukung permohonan keanggotaan Indonesia dalam organisasi PBB.
Pada bulan April dan Mei 1946, Sjahrir mengepalai delegasi kecil Indonesia yang pergi berunding dengan pemerintah Belanda di Hoge Veluwe. Lagi, ia menjelaskan bahwa titik tolak perundingan haruslah berupa pengakuan atas Republik sebagai negara berdaulat. Atas dasar itu Indonesia baru mau berhubungan erat dengan Kerajaan Belanda dan akan bekerja sama dalam segala bidang. Karena itu Pemerintah Belanda menawarkan suatu kompromi yaitu: "mau mengakui Republik sebagai salah satu unit negara federasi yang akan dibentuk sesuai dengan Deklarasi 10 Februari".
Sebagai tambahan ditawarkan untuk mengakui pemerintahan de facto Republik atas bagian 
Jawa dan Madura yang belum berada di bawah perlindungan pasukan Sekutu. Karena Sjahrir tidak dapat menerima syarat-syarat ini, konferensi itu bubar dan ia bersama teman-temannya kembali pulang.
Tanggal 17 Juni 1946Sjahrir mengirimkan surat rahasia kepada van Mook, menganjurkan bahwa mungkin perundingan yang sungguh-sungguh dapat dimulai kembali. Dalam surat Sjahrir yang khusus ini, ada penerimaan yang samar-samar tentang gagasan van Mook mengenai masa peralihan sebelum kemerdekaan penuh diberikan kepada Indonesia; ada pula nada yang lebih samar-samar lagi tentang kemungkinan Indonenesia menyetujui federasi Indonesia - bekas Hindia Belanda dibagi menjadi berbagai negara merdeka dengan kemungkinan hanya Republik sebagai bagian paling penting. Sebagai kemungkinan dasar untuk kompromi, hal ini dibahas beberapa kali sebelumnya, dan semua tokoh politik utama Republik mengetahui hal ini.
Tanggal 17 Juni 1946, sesudah Sjahrir mengirimkan surat rahasianya kepada van Mook, surat itu dibocorkan kepada pers oleh surat kabar di Negeri Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1946van Mook mengirim kawat ke Den Haag: "menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, usul balasan (yakni surat Sjahrir) tidak disetujui oleh Soekarno dan ketika dia bertemu dengannya, dia marah. Tidak jelas, apa arah yang akan diambil oleh amarah itu". Pada waktu yang sama, surat kabar Indonesia menuntut dijelaskan desas-desus tentang Sjahrir bersedia menerima pengakuan de facto Republik Indonesia terbatas pada Jawa dan Sumatra.
Penculikan terhadap PM Sjahrir
Tanggal 27 Juni 1946, dalam Pidato Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Wakil Presiden Hatta menjelaskan isi usulan balasan di depan rakyat banyak di alun-alun utama Yogyakarta, dihadiri oleh Soekarno dan sebagian besar pucuk pimpinan politik. Dalam pidatonya, Hatta menyatakan dukungannya kepada Sjahrir, akan tetapi menurut sebuah analisis, publisitas luas yang diberikan Hatta terhadap surat itu, menyebabkan kudeta dan penculikan terhadap Sjahrir.
Pada malam itu terjadi peristiwa penculikan terhadap Perdana Menteri Sjahrir, yang sudah terlanjur dicap sebagai "pengkhianat yang menjual tanah airnya". Sjahrir diculik di Surakarta, ketika ia berhenti dalam perjalanan politik menelusuri Jawa. Kemudian ia dibawa ke Paras, kota dekat Solo, di rumah peristirahatan seorang pangeran Solo dan ditahan di sana dengan pengawasan Komandan Batalyon setempat.
Pada malam tanggal 28 Juni 1946Ir Soekarno berpidato di radio Yogyakarta. Ia mengumumkan, "Berhubung dengan keadaan di dalam negeri yang membahayakan keamanan negara dan perjuangan kemerdekaan kita, saya, Presiden Republik Indonesia, dengan persetujuan Kabinet dan sidangnya pada tanggal 28 Juni 1946, untuk sementara mengambil alih semua kekuasaan pemerintah". Selama sebulan lebih, Soekarno mempertahankan kekuasaan yang luas yang dipegangnya.Tanggal 3 Juli 1946Sjahrir dibebaskan dari penculikan; namun baru tanggal 14 Agustus 1946, Sjahrir diminta kembali untuk membentuk kabinet.
Kembali menjadi PM
Tanggal 2 Oktober 1946Sjahrir kembali menjadi Perdana Menteri, Sjahrir kemudian berkomentar, "Kedudukan saya dikabinet ketiga diperlemah dibandingkan dengan kabinet kedua dan pertama. Dalam kabinet ketiga saya harus berkompromi dengan Partai Nasional Indonesia dan Masyumi... Saya harus memasukkan orang seperti Gani dan Maramislewat Soekarno; saya harus menanyakan pendapatnya dengan siapa saya membentuk kabinet."
Konferensi Malino - Terbentuknya "negara" baru
Bulan Juni 1946 suatu krisis terjadi dalam pemerintahan Republik Indonesia, keadaan ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda yang telah mengusai sebelah Timur Nusantara. Dalam bulan Juni diadakan konferensi wakil-wakil daerah di Malino, Sulawesi, di bawah Dr. Van Mook dan minta organisasi-organisasi di seluruh Indonesia masuk federasi dengan 4 bagian; Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Timur Raya.



0 comments:

Post a Comment